Monday, August 9, 2010

Digelar suka-suka.

Apa rasanya ya?
Mengata orang tak tentu hala.
Mengeji dia yang tak salah apa.
Menuding jari penuh makna.

Tak ada sekelumit rasa kah dalam hatimu?
Yang dia itu tak lagi mengatamu.
Yang dia itu tak lagi mengejimu.

Tapi engkau,
Engkau!
Asyik saja mengata.
Asyik saja mengeji.
Asyik saja menuding jari.

Kenalkah engkau siapa dia?
Tahukah engkau mana asal usulnya?
Fahamkah engkau isi hatinya?

Jangan,
Jangan jadi hakim hidup dia kalau engkau tak kenal undang-undang hidupnya.
Jangan,
Jangan jadi sebaldi air kalau engkau tak pernah lihat marak apinya.

Dia biasa saja.
Cuma dia pantang digelar suka-suka.


Dyra J.

2 comments:

ophanz said...

alangkah halusnya budi bicara kita..
lebih puitis dari amarah..
aku suka rangkap "jangan jadi sebaldi air kalau kau tak tau betapa marak apinya"..

Dyra J. said...

Aku marah buruk laku. Ini je lah yang mampu untuk pujuk hati. Terima kasih suka. :)